Ratas
tersebut membahas "Mengkorporasikan Petani" yang diikuti oleh antara
lain Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil, serta Menteri Perencanaan dan
Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.
Selain
itu hadir pula sejumlah Menteri Kabinet Kerja lainnya ditambah Gubernur Jawa
Timur Sukarwo, Gubernur Jawa Tengah Gandjar Pranowo serta pimpinan PT Badan
Usaha Milik Rakyat (BUMR) Pangan Terhubung Sukabumi Luwarso.
"Maksudnya
adalah membuat kelompok besar petani (agar) mereka berpikir dengan manajemen
modern, berpikir dengan aplikasi-aplikasi modern, berpikir dengan cara-cara
pengolahan industri yang modern dan sekaligus memasarkannya ke industri retail, memasarkannya
ke konsumen dengan cara-cara 'online store', toko 'online', memasarkannya ke retail-retail dengan
sebuah manajemen yang baik," kata Presiden.
Dengan cara itu menurut Presiden Joko Widodo akan dapat lebih memberikan keuntungan bagi petani. "Kemudian memiliki industri pengolahan sendiri, setelah memiliki industri benih, memiliki aplikasi produksi, memiliki penggilingan modern, memiliki kemasan juga yang juga langsung berada di satu lokasi, kemasan yang modern, packaging yang modern petani juga mestinya memiliki industri pengolahan, pascapanen," ungkap Presiden.
Dengan cara itu menurut Presiden Joko Widodo akan dapat lebih memberikan keuntungan bagi petani. "Kemudian memiliki industri pengolahan sendiri, setelah memiliki industri benih, memiliki aplikasi produksi, memiliki penggilingan modern, memiliki kemasan juga yang juga langsung berada di satu lokasi, kemasan yang modern, packaging yang modern petani juga mestinya memiliki industri pengolahan, pascapanen," ungkap Presiden.
Contohnya
adalah industri pengolahan yang mengubah beras menjadi tepung.
"Proses-proses bisnis, proses-proses agrobisnis seperti ini yang
sebetulnya memberikan nilai tambah yang besar. Marilah kita ajar petani-petani
kita untuk berkumpul dalam sebuah kelompok besar petani," kata Presiden.
Pembahasan
soal agrobisnis ini menindaklanjuti kunjungan Presiden ke PT BUMR Pangan
Terhubung pada 1 September 2017. Koperasi pengolahan beras beras yang
dikerjakan secara modern, hasil olahan beras juga dikemas dalam bentuk yang
menarik dan modern sehingga dapat langsung dipasarkan ke konsumen. PT BUMR
Pangan Terhubung melakukan pengolahan beras dari hulu ke hilir dengan
menggandeng para petani sekitar. Koperasi tersebut juga memberikan pendampingan
dan membantu menyediakan pinjaman modal dengan melakukan kajian terlebih
dahulu.
Selama
masa tanam, petani selalu berkoordinasi dengan koperasi. Panennya pun kemudian
diolah dengan menggunakan teknologi yang modern. Nantinya, hasil penjualan
beras akan dibagi dengan para petani. Beras tersebut didistribusikan secara
langsung kepada toko retail maupun menggunakan media sosial untuk dipasarkan
kepada pelanggannya.
Sumber: Harian Republika, Selasa
12 Sep 2017 - https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/17/09/12/ow5s7e382-ini-konsep-korporasi-petani-yang-akan-dikenalkan-jokowi
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar