Sabtu, 10 Juli 2021

Perkembangan Food Estate Kab Sumba Tengah

22 September 2020:

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melakukan penanaman jagung, sekaligus meresmikan lumbung pangan atau food estate di Desa Umbul Pabal Kecamatan Umbu Rato Nggai Barat, Sumba Tengah, pada Selasa (22/9/2020). Menteri mengatakan, selain untuk tanam jagung, kedatangannya di Sumba Tengah juga ingin memastikan produksi jagung cukup sesuai kebutuhan bulanan.

18 November 2020:

 

Kementan bersama dengan Bupati Sumba Tengah berkomitmen lakukan percepatan tanam pada Kawasan Food Estate di Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur. Kabupaten Sumba Tengah menjadi salah satu lokasi yang ditunjuk untuk menjadi Kawasan Food Estate di Indonesia.

Food Estate ini merupakan kawasan elit pertanian yang didalamnya akan terdapat banyak komoditas baik dari pangan, hortikultura dan perkebunan di satu Kawasan. Lahan seluas 5000 ha di kawasan Kabupaten Sumba Tengah masuk dalam kegiatan Food Estate yang telah berjalan dan akan dilakukan percepatan.

 

Target nya, dalam 3 bulan ini semua kawasan Food Estate di Kabupaten Sumba Tengah akan selesai penanaman baik itu untuk padi maupun jagung. Rencana dari 5000 ha lahan potensial pertanian di Sumba Tengah ini, 3000 ha akan ditanami padi sedangkan 2000 ha akan ditanami jagung. Benih padi dan jagung telah disiapkan, dalam waktu dekat petani bisa langsung menanam. Diberikan juga bantuan pompa sumur bor terutama pada daerah-daerah rawan kekeringan di Sumba Tengah. Pompa sumur bor baru 10 unit, rehab pompa sumur bor eksisting tenaga solar cell 10 unit, dan rehab pompa sumur bor eksisting tenaga diesel 3 unit.

 

Bupati Sumba Tengah, Paulus SK Limu menegaskan mendukung penuh kegiatan ini dengan memastikan semua proses berjalan dengan baik. Kehadiran kegiatan Food Estate di Sumba Tengah adalah berkah yang harus disyukuri, oleh karena itu komitmen untuk mensukseskan kegiatan food estate sangat tinggi dengan memaksimalkan segala potensi yang ada. 

8 Januari 2021:

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melakukan kunjungan di Desa Makatakeri Kecamatan Katikutana Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur, Jumat (8/1). Dibawah guyuran hujan, Mentan SYL didampingi Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu, beserta jajaran pejabat eselon satu Kementerian Pertanian meninjau salah satu dari lima zona kawasan food estate di Sumba Tengah sekaligus menyerahkan bantuan berupa 10 Combine Harvester yang merupakan bagian dari total bantuan yang dialokasikan Kementan untuk Sumba Tengah. Di hadapan petani dan masyarakat yang hadir, Ia menyampaikan kebahagiannya melihat tempat yang bagus, indah dengan hamparan padi seperti di Desa Makatakeri. 

Food Estate Sumba Tengah dibagi menjadi lima zona, yaitu, zona 1 di Desa Umbu Pabal Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, Zona 2 di Desa Umbu Pabal Selatan Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, zona 3 di Desa Dasa Elu Kecamatan Katikutana, zona 4 di Pusat Pemerintahan Makatul, salah satunya Desa Makatakeri dan zona 5 di Desa Tanamodu Kecamatan Katikutana Selatan. 

 

3 Februari 2021:

 

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika mendampingi anggota DPRD Kabupaten Sumba Tengah dalam rangka kunjungan kerja dengan agenda meninjau proses pengembangan lahan food estate di Zona V Desa Tanamodu Kecamatan Katikutana Selatan. Kunjungan kerja dilaksanakan pada hari Rabu, 03 Februari 2021 yang di hadiri oleh ketua DPRD, wakil ketua DPRD ketua komisi 1, 2 dan 3, serta  Anggota DPRD Kabupaten Sumba Tengah lainnya.

 

Kunjungan kerja kali ini, membahas tentang rencana pengembangan lahan jagung pada dua lokasi yaitu lokasi pertama di Tama Pari dengan target pengembangan lahan seluas 150 ha dan pada lokasi kedua di Lainyali target pengembangan lahan seluas 50 ha.

11 Februaari 2021:

Menteri Pertanian melakukan kunjungan kerja dengan agenda meninjau beberapa lokasi Food estate antara lain  di bukit “Food Estate” yang terletak di Desa Makatakeri, Kecamatan Katikutana, Kabupaten Sumba Tengah dan lokasi lahan jagung yang berada di zona V Desa Tana Modu, Kecamatan Katikutana Selatan pada hari Kamis 11 Februari 2021dengan luas lahan 7000 ha, serta persiapan kunjungan Presiden Republik Indonesia di Kabupaten Sumba Tengah yang dijadwalkan 16 Februari 2021.

15 Februari 2021

 

Bupati Sumba Tengah Paulus Limu mengaku mengatakan program food estate di Sumba Tengah  mampu menggerakan roda ekonomi keluarga petani, umumnya masyarakat Sumba Tengah yang selama ini bergantung pada sektor pertanian. Dia pun berharap agar pemerintah terus melanjutkan program tersebut dan menambah areal garapan lahan menjadi 10.000 hektare.

Bupati mengatakan program food estate ini mampu mempercepat masa tanam dan masa panen. Program ini juga berkontribusi besar terhadap peningkatan indeks perekonomian di Kabupaten Sumba Tengah.

23 Februari 2021:

Presiden mengunjungi lokasi FE Sumba Tengah pada Selasa 23 Februari 2021. Presiden mengatakan luas lumbung pangan (food estate) di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), akan ditingkatkan hingga 10 ribu hektare, yang terdiri atas 5.600 hektare untuk padi dan 4.400 hektare jagung.

 

Luas food estate itu akan meningkat dibandingkan luas saat ini yang sebesar 5.000 hektare, dengan 3.000 hektare padi dan 2.000 hektare jagung.

Kenapa FE di Kabupaten Sumba Tengah? Karena 34 persen kemiskinan ada di sini, kata Presiden. Ditargetkan, panen di Sumba Tengah dapat meningkat menjadi dua kali panen untuk padi dan satu kali panen untuk jagung dan kedelai dalam satu tahun. Saat ini, musim panen di Sumba Tengah hanya terjadi setahun sekali untuk padi

Bupati menyebutkan, saat ini luas lahan food estate di Sumba Tengah sekitar 5.000 hektare yang dibagi dalam lima zona. Dari jumlah tersebut, lahan sawah seluas 3.000 hektare masuk dalam zona satu dan empat. Sementara zona dua, tiga, dan lima, merupakan lahan jagung dengan luas 2.000 hektare. Zona satu berada di Desa Umbu Pabal dan Wairasa. Sementara zona empat terdapat di Desa Makatakeri, Anakalang, Wailawa, dan Malinjak. Selain itu, zona dua dan tiga masing-masing di Desa Umbu Pabal Selatan dan Dasa Elu. Sedangkan zona lima masuk dalam wilayah Desa Tana Modu. Sejumlah desa tersebut masuk dalam wilayah Kecamatan Katikutana, Katikutana Selatan, dan Umbu Ratu Nggay Barat.

Maret 2021:

Areal food estate di Sumba Tengah mendapat kawalan khusus dari serangan hama penyakit, terutama belalang kembara yang kini sedang mewabah. Belalang kembara, atau nama ilmiahnya Locusta migratoria manilensis Meyen menyerang pertanaman padi dan jagung di wilayah Nusa Tenggara Timur.

Bahkan, beberapa waktu yang lalu terjadi migrasi kelompok atau koloni belalang kembara dari padang rumput (savana) di Sumba Timur ke wilayah Sumba Tengah mendekati kawasan Food Estate di zona 1 yaitu di Desa Umbu Langan Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat dan zona 2 yaitu di Desa Umbu Pabal Selatan Kecamatan Katikutana.

Bukan hanya siang hari, malam hari juga dilakukan pemantauan dan pengendalian terhadap koloni-koloni belalang kembara yang ada di pepohonan di perbukitan, di semak-semak dan padang rumput di sekitar kawasan Food Estate ini. Harapan nya agar belalang kembara tidak masuk dan merusak pertanaman padi dan jagung di lokasi Food Estate. Belalang kembara dominan beraktifitas makan dan merusak pada malam hari, sehingga pemantauan dan pengendaliannya banyak dilakukan pada malam hari. Untuk itu, pemantauan dilakukan siang hari dan penyemprotan menjelang malam sampai dini hari.

Dalam satu malam gerakan pengendalian kami dapat mengendalikan 2-4 koloni besar belalang kembara yang ada di pohon-pohon, semak-semak, padang rumput, maupun di kebun-kebun warga. Koloni belalang kembara tersebut dikendalikan dengan cara disemprot menggunakan insektisida yang sesuai.Kegiatan pemantauan dan pengendalian hama belalang kembara ini sudah dilakukan sejak Maret lalu. Sampai kini terus dilakukan dan saat ini terbukti dapat mengamankan pertanaman padi dan jagung di kawasan food estate dari amukan serangan hama belalang kembara.

17 April 2021:

 

Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat didampingi Bupati Sumba Tengah Paulus Limu ,Wakil Bupati Sumba Tengah dan PJ. Buapti Sumba Barat melakukan panen padi di lokasi Program Food Estate di desa Wailawa, Kecamatan Katikutana Selatan, Kabupaten Sumba Tengah. Gubernur Laiskodat dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa keberhasilan program Food Estate membuktikan bahwa akan terwujud peradaban baru pertanian di Provinsi NTT.

Panen padi tersebut dilakukan secara simbolis pada lahan seluas 3.000 Ha dengan menggunakan combine (mesin panen moderen) di desa Wailawa, Kecamatan Katikutana Selatan, Kabupaten Sumba Tengah, Kamis (15/4/2021) dan penanaman jagung Hibrida Pioner 35 secara simbolis diatas lahan seluas 260 Ha di desa Dasaelu. Laiskodat menargetkan, tahun 2022, adanya peningkatan pengelolaan luasan lahan tanam untuk Program Tanam Jagung Panan Sapi (TJPS) dan Food Estate di wilayah Sumba.

 

Gubernur mengatakan bahwa tahun depan di Pulau Sumba akan dikembangkan lagi luasan lahan tanaman pertanian yang terintegrasi untuk Padi, Jagung dan komoditi lainya. Di Sumba Tengah, kalau tahun ini 5000 Ha, tahun depan menjadi 10.000 Ha, di Sumba Timur seluas 10.000 Ha, di Sumba Barat seluas 3.000 Ha dan Sumba Barat Daya seluas 5.000 Ha. Di wilayah Sumba, palaksanaannya kita didukung oleh TNI dan POLRI..

4 Juni 2021:

 

Menteri Suharso melakukan kunjungan kerja ke Embung Loku Jangi yang menjadi salah satu sumber pengairan Food Estate/Kawasan Sentra Produksi Pangan (FE/KSPP) Sumba Tengah. Didampingi Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat, Menteri Suharso membahas pentingnya FE/KSPP Sumba Tengah dengan komoditas utama padi dan jagung yang diarahkan mampu meningkatkan ketahanan pangan nasional, termasuk mengantisipasi krisis pangan melalui pengembangan KSPP di luar Jawa, sekaligus meningkatkan produktivitas dan meningkatkan Indeks Pertanaman.

 

Pada 2021, pemerintah memfasilitasi luas tanam seluas 10.000 hektare, meliputi padi sekitar 5.600 hektare dan jagung sekitar 4.400 hektare. Bentuk fasilitasi yang telah diberikan selama ini, terutama penyediaan sarana produksi pertanian, alat mesin pertanian baik sebelum panen dan pasca panen, sarana pengendalian organisme pengganggu tanaman, serta sarana air pertanian, termasuk sumur bor panel surya. Selama ini, pelaksanaan FE/KSPP tersebut melibatkan sekitar 91 kelompok tani padi dan 87 kelompok tani jagung setempat. 

 

Pengembangan FE/KSPP di Kabupaten Sumba Tengah menghadapi beberapa isu dan tantangan, terutama terkait irigasi pertanian, sarana produksi pertanian, off-taker pemasaran hasil panen, serta kelembagaan korporasi petani. Untuk itu, Kementerian PPN/Bappenas mendorong optimalisasi sarana dan prasarana sumber daya air, baik air permukaan yang meliputi embung, bendungan, long-storage, jaringan irigasi, maupun air tanah, guna menyokong secara penuh target luas tanam sekitar 10.000 ha, menyediakan sarana dan prasarana pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) terutama belalang, menindaklanjuti kemitraan bisnis dengan off-taker yang selama ini sudah diinisiasi, memastikan penggunaan varietas unggul adaptif dan teknis budidaya pertanian konservasi, hingga melaksanakan pendampingan dan fasilitasi kepada Gabungan Kelompok Tani yang sudah terbentuk untuk diarahkan pada pengembangan korporasi petani.

 

****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar